Cnndaily.com jakarta – Bos taksi Malaysia, Shamsubahrin Ismail berakting lagi. Kali ini dalam videonya, ia menyalahkan pemerintah Indonesia karena menyebabkan rakyat Indonesia menjadi miskin.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, berbicara pada pernyataan tersebut. Dia juga meminta Shamsubahrin Ismail untuk mengklarifikasi pernyataannya.
“Saya keberatan dengan pernyataan itu. Saya minta klarifikasi,” katanya, saat ditemui, di Kementerian Koordinator Maritim, Jakarta, Selasa (9/9/2019).
Apalagi, menurut Budi, pernyataan bernuansa ini, tidak hanya sekali dilakukan oleh bos taksi Malaysia. “Tapi dia berkata lagi. Bicara dua kali.
Menurut Budi, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan diplomatik yang baik. Hubungan itu terganggu oleh seorang warga negara Malaysia dengan kata-kata yang tidak pantas.
“Jadi, benar, hubungan diplomatik yang baik tiba-tiba ada seorang warga negara yang mengatakan sesuatu yang tidak pantas,” katanya.
Budi mengatakan akan berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengenai langkah apa yang harus diambil Indonesia di masa depan.
“Karena itu saya perlu berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri seperti apa yang harus kita lakukan,” katanya.
Direktur Transportasi Jalan di Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, mengangkat suaranya terkait dengan pidato pendiri layanan Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismai, yang menyebut kemiskinan di Indonesia. Pernyataan itu dibuat setelah rencana masuknya GoJek ke Malaysia.
Dia juga menyesalkan sikap bos perusahaan taksi yang berbasis di Malaysia. Menurutnya, hal itu tidak perlu disampaikan karena akan menimbulkan ketegangan baik dari pihak aplikator maupun masyarakat Indonesia.
Baca Juga:Empat Warga Tewas Usai Kerusuhan di Jayapura
“Meskipun kita tidak ada di sana untuk mendiskreditkan satu sama lain. Saya pikir intinya adalah bahwa kita adalah satu kelompok, kita tidak harus berbicara buruk tentang kelompok yang satu ini,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Kamis (29/8). 2019).
Direktur Transportasi Jalan di Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, mengangkat suaranya terkait dengan pidato pendiri layanan Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismai, yang menyebut kemiskinan di Indonesia. Pernyataan itu dibuat setelah rencana masuknya GoJek ke Malaysia.
Dia juga menyesalkan sikap bos perusahaan taksi yang berbasis di Malaysia. Menurutnya, hal itu tidak perlu disampaikan karena akan menimbulkan ketegangan baik dari pihak aplikator maupun masyarakat Indonesia.
“Meskipun kita tidak ada di sana untuk mendiskreditkan satu sama lain. Saya pikir intinya adalah bahwa kita adalah satu kelompok, kita tidak harus berbicara buruk tentang kelompok yang satu ini,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Kamis (29/8). 2019).

More Stories
Jepang Akan Tetapkan Status Darurat Corona di Tokyo
Gisel akan Diperiksa Ulang Sebagai Tersangka Pada 8 Januari 2021
Gunung Merapi Semburkan Material Panas Sejauh 1,5 Kilometer