29 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

partai golkar

Agun Gunandjar Rawan Golkar Nilai Pecahnya Pascamunas, rasio ini

Cnndaily.net,jakarta – Partai Golkar rawan dan kemungkinan akan pecah kembali bila Airlangga tetap menjadi Ketua Umum dengan menggunakan cara-cara tidak demokratis serta membawa intervensi pejabat. Politikus senior Golkar Agun Gunandjar Sudarsa meyakini bila praktik-praktik yang dilakukan dengan cara demokratis, siapa pun bisa menerima hasilnya.

“Kalau mekanismenya tidak demokratis, jangan salahkan, akan banyak kader Partai Golkar pada yang akhirnya eksodus. Saya yakin akan terjadi besar-besaran. Kalau dipaksakan dengan cara seperti itu,” kata Agun, di sela diskusi yang diselenggarakan di Kantor PARA Syndicate, Jakata Selatan, Jumat (29/11/2019).

Misalnya, Agun menyoroti syarat pendaftaran bakal calon ketua umum (Caketum) Golkar yang mewajibkan 30 persen dukungan dari anggota partai. Dukungan itu sendiri harus diberikan sebelum Munas Golkar dimulai pada 3 Desember mendatang.

baca juga :Tidak Masuk Akal, Pelatih Ini Pulangkan Secara Paksa Atletnya Karena Dianggap Tidak Perawan Lagi, Haizzzzzz..

Bagi Agun, seharusnya pemberian dukungan dimulai ketika Munas dibuka, bukan sebelumnya. Bila dilakukan sebelumnya, pengurus daerah sebagai pemilik suara berpotensi diintimidasi. Maka itu dia merasa mekanisme yang baru terjadi di era kepemimpinan Airlangga itu bersifat otoriter.

Baca Juga :  Asteroid Raksasa sebesar kota Manhattan Hampiri Bumi Pada Akhir April

“Dukungan 30 persen yang diserahkan di panitia Munas, saya wajib pertanyakan. Harusnya dukungan itu dilakukan tidak di luar gedung, tapi di forum Munas. Dengan cara apa? Dokumen itu masih kosong. Ada nama A, B, C, D, tinggal dia melingkari. Yang angkanya capai 30 persen itu yang resmi masuk dalam tahapan berikutnya,” kata Agun.

Agun menegaskan mekanisme 30 persen di awal membuat para pemilik suara tidak terbuka dan takut memberikan dukungannya kepada calon di luar Airlangga secara terbuka. Karena itu, Agun meminta kebijakan itu dihapus dan memberikan hak kepada pemilik suara untuk memilih dan dipilih secara adil. Dikatakannya, intimidasi terhadap pengurus daerah sebagai pemilik suara bukanlah isapan jempol.

“Hari ini sudah terjadi. Berapa orang yang sudah di Plt, berapa orang yang sudah dicopot, anda bisa cek. Banyak di berbagai daerah itu terjadi. Hal itu terjadi seperti ini menurut hemat saya harus dilawan. Termasuk misalkan proses pencalonan,” jelas dia.

baca juga :Zebra Lintas di Thailand Membuat Berjalan Seperti Melayang

Baca Juga :  Menpora Malaysia Minta Pelaku Serangan Ditindak Tegas

Di samping itu, Agun juga mengharapkan menteri-menteri dari Golkar di Kabinet Joko Widodo – Ma’ruf Amin tidak mengintervensi Munas. Sebab, dia meyakini Presiden Jokowi melepaskan pemilihan ketua umum Golkar secara jujur dan adil.

“Kalau para menteri yang terlibat, terkait hal itu turun gunung ke bawah, justru harusnya mencegah kecurangan. Hei, parpol jangan sekali-sekali mau menang (dengan cara tak demokratis, red). Menang harus dengan cara-cara demokratis seperti membuat mekanisme pemilihan yang selurus mungkin,” tegas Agun.

Untuk diketahui, sejumlah kader Golkar sudah menyuarakan ketidakpuasan terhadap cara-cara nirdemokratis menuju Munas partai itu. Selain soal penggantian terhadap pengurus daerah yang disebut tak mendukung Airlangga, tiga orang menteri disebut aktif mengintervensi partai. Tujuannya demi memenangkan Airlangga di forum munas itu.