13 Oktober 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

Diselimuti Kabut Asap, Begini Penampakan Kalimantan Dari Satelit NASA

Cnndaily.net, Surabaya – Kalimantan dan Sumatera telah dilanda oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada bulan September 2019.

Kebakaran Karhutla yang terjadi menyebabkan kabut asap berkepanjangan, meliputi langit dua pulau.

Beberapa hari yang lalu, The Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada satelit Aqua NASA menangkap gambar langit Kalimantan pada 14-17 September 2019.

Dalam citra satelit NASA yang diambil pada earthobservatory.nasa.gov, terlihat asap menyelubungi pulau terbesar di Indonesia.

kabut asap telah memicu peringatan atas kualitas udara dan kesehatan di Indonesia dan negara-negara tetangga.

satelit NASA mendeteksi titik-titik karhutla di Kalimantan.

Baca Juga : Pesona Raja Ampat yang Eksotik Tanpa Bikin Kantong Jebol

Berdasarkan rekaman NASA, karhutla terdeteksi sepanjang Agustus 2019.

Namun, jumlah dan intensitas kebakaran meningkat pada minggu pertama September 2019.

Karhutla diprediksi terus berlanjut sampai Oktober 2019.

Bencana alam buatan ini diduga karena petani pertanian membakar puing-puing dan penebangan untuk membuat jalan bagi tanaman dan ternak.

Di Kalimantan, pembakaran itu diduga dimaksudkan untuk membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan pulp akasia.

Baca Juga :  Telah Hilang Kloset Emas Seharga $1,25 Juta

Operasional Tanah Imager (OLI) di Landsat 8 merekam gambar menunjukkan kebakaran di beberapa daerah kelapa sawit di Kalimantan Selatan.

Pengamatan singkat gelombang-inframerah (pita 7-6-2) telah ditumpangkan pada gambar warna alami (pita 4-3-2) untuk menyorot lokasi kebakaran aktif.

Sementara itu, peta di bawah ini menunjukkan data karbon organik 17 September 2019.

Peta yang telah diperoleh dari model GEOS forward processing (GEOS-FP) yang mengasimilasi informasi dari satelit, pesawat terbang dan sistem pengamatan berbasis darat.

Baca Juga : Imam Nahrawi Urusan mundur dari Dewan Menteri

GEOS-FP berfungsi untuk mengamati aerosol (seperti asap dan kabut) dan kebakaran.

GEOS-FP juga mengkaji data meteorologi seperti suhu udara, kelembaban, dan angin untuk diproyeksikan dalam bentuk peta.

Berdasarkan tangkapan GEOS-FP, asap masih menutupi langit relatif terhadap sumber api Kalimantan dilihat di Kalimantan dan Sumatera.

Berdasarkan pengamatan dari Forestry Research International Borneo Atlas, banyak kebakaran terjadi di area dekat dengan gambut.

kebakaran tanaman gambut sangat sulit untuk dipadamkan.

Kemudian, api awalnya terjadi di bawah tanah selama berbulan-bulan sampai musim hujan tiba.

Baca Juga :  Kualifikasi Piala dunia 2026,Filipina Tidak Menyerah Untuk Bisa Bertahan.