29 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

Pokernegara

Ciri Atau Tanda Baru Gejala Terinfeksi Corona, Muncul Ruam hingga Mata Merah

CNNdaily – Jakarta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah banyak memberikan informasi terkait bagaimana ciri atau tanda infeksi virus Corona baru bagi seseorang.

Karena virus ini merupakan strain baru, seiring waktu, gejala-gejala untuk mengidentifikasi seseorang apakah terpapar Corona Covid-19 atau tidak, terus dikabarkan.

Namun baru-baru ini sebuah penelitian telah dilakukan dan terdapat beberapa ciri atau tanda baru, terutama karena ada orang yang tidak menunjukkan gejala batuk maupun sesak napas beberapa hari setelah terinfeksi.

Salah satunya adalah muncul ruam. Randy Jacobs, MD, seorang dokter kulit berbasis di California, mengamati kasus-kasus ruam misterius pada tiga pasiennya yang didiagnosis dengan Corona Covid-19.

Berikut ini ciri atau tanda baru yang dimungkinkan ada pada orang terinfeksi virus Corona Covid-19 dilansir dari beragam sumber:

Mata Merah Muda

Virus Corona Covid-19 yang baru juga dapat menyebabkan mata menjadi merah muda atau merah jambu. Para peneliti China mengatakan, virus itu dapat menyebar melalui air mata.

Dalam sebuah studi, dari 38 pasien dengan Corona Covid-19, 12 di antaranya juga memiliki mata merah muda (konjungtivitis). Pada dua pasien, virus corona terdapat dalam cairan hidung dan mata.

Baca Juga :  Australia Perketat Aturan, Dilarang Berkumpul Lebih dari Dua Orang

“Beberapa pasien Corona Covid-19 memiliki gejala okular dan mungkin virus Corona baru ada dalam sekresi konjungtivitis pasien dengan Covid-19,” kata peneliti Dr. Liang Liang dari departemen ophthalmologi di Universitas China Three Gorges di Yichang dilansir dari Medicine Net.

“Itu berarti virus dapat menyebar jika seseorang menggosok mata yang terinfeksi dan kemudian menyentuh orang lain, atau selama pemeriksaan mata,” ucap Liang.

Muncul Ruam

Randy Jacobs, MD, seorang dokter kulit berbasis di California, mengamati kasus-kasus ruam misterius pada tiga pasiennya yang didiagnosis dengan Corona Covid-19.

Yang unik dari ruam ini adalah ruamnya muncul  dan menghilang, tidak seperti ruam lain yang biasanya terkait dengan infeksi virus seperti cacar air, campak, atau bahkan demam berdarah.

Di Italia, di mana angka kematian akibat coronavirus berada di urutan kedua setelah AS, sebuah studi pengamatan kecil terhadap 88 pasien menunjukkan bahwa 20,4 persen dari mereka mengembangkan beberapa bentuk kondisi kulit yang berspekulasi terkait dengan Corona Covid-19.

ciri atau tanda

Dalam kasus unik ini, ruam bebas gatal ini bisa disebabkan oleh respons sistem kekebalan Anda terhadap virus.

Baca Juga :  Jokowi Minta Jajarannya Cek Kesiapan Daerah Terapkan New Normal

“Jika ruam bersifat sementara (datang dan pergi), apa yang kami curigai adalah sekelompok partikel virus dilepaskan ke dalam aliran darah pada saat itu,” kata Dr. Jacobs.

Ruam itu sendiri disebabkan oleh penyumbatan darah yang disebut oklusi vaso. Ketika Anda memblokir darah, maka tidak mendapatkan oksigen.

Kehilangan Indera Penciuman

Menurut sebuah studi baru di Amerika Serikat yang dipublikasikan di Forum Internasional Alergi and Rhinologi, kehilangan bau secara tiba-tiba tampaknya merupakan tanda atau ciri awal Corona Covid-19.

Terutama, kata dia, pada mereka yang memiliki kasus ringan.

Pada lebih dari 1.000 pasien dengan gejala mirip flu yang tidak terdiagnosis, para ahli menemukan mereka yang kehilangan bau dan rasa memiliki peluang 10 kali lipat lebih besar untuk positif Corona Covid-19.

“Tanda pertama yang paling umum dari infeksi COVID-19 tetap demam, tetapi kelelahan dan kehilangan bau dan rasa mengikuti gejala awal yang sangat umum,” ujar ahli THT dan ahli bedah kepala dan leher Carol Yan dari University of California San Diego seperti yang dilansir dari Science Alert.

Di antara kelompok 1.480 pasien ditemukan 100 orang, kehilangan bau dan rasa sangat umum terjadi, tetapi indera ini biasanya kembali dalam dua hingga empat minggu infeksi, sesuai dengan waktu pemulihan penyakit secara keseluruhan.

Baca Juga :  Mengorek Data Penghasilan dari YouTuber yang Jadi Viral

Diare

Menurut sebuah studi baru, beberapa pasien dengan Corona Covid-19 mengalami gejala gastrointestinal, terutama diare sebagai tanda pertama penyakit ini.

Di antara pasien Corona Covid-19 yang memiliki gejala ringan secara keseluruhan, akan mengalami gejala sesak napas kemudian. Namun beberapa tidak pernah mengalaminya sama sekali.

“Temuan ini penting karena mereka yang tidak memiliki gejala umum COVID-19, seperti batuk, sesak napas dan demam, mungkin tidak terdiagnosis dan berpotensi menyebarkan penyakit kepada orang lain,” kata para peneliti.

Namun, mereka mencatat bahwa masalah pencernaan sangat umum terjadi secara keseluruhan dan tidak berarti bahwa seseorang telah terinfeksi Corona Covid-19.

Tetapi dokter harus menyadari bahwa gejala pencernaan mendadak pada orang dengan kemungkinan pernah memiliki kontak dengan virus atau pasien Corona Covid-19. Dan  penelitian ini bukan yang pertama melaporkan gejala pencernaan.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diposting pada 18 Maret dalam artikel yang sama menemukan bahwa, di antara sekitar 200 pasien Corona di tiga rumah sakit di Wuhan, China, sekitar 50 persen melaporkan setidaknya satu gejala pencernaan dan 18 persen melaporkan diare, muntah, atau sakit perut.