29 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

asap

Palembang asap masih terkonsentrasi di Gunung Arjuno dibom Api Air

Cnndaily.net,-palembang – Diperkirakan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Sumatera Selatan, yang telah membakar lebih dari 200.000 hektar lahan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan peningkatan intensitas asap sebagai penurunan potensi hujan di Palembang dan sekitarnya.

Kepala Badan Pengelolaan Manajemen Darurat Bencana (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan karhutla di Sumsel per 15 Oktober 2019 telah mencapai 174.528 hektare. Meskipun data terbaru diproses, diperkirakan bahwa area yang terbakar telah mencapai 200 ribu hektar.

Lihat juga: Hujan, Jambi dan Palembang masih terbungkus asap
Kali ini kebakaran terjadi di Palembang, Ogan Komering Ilir (OKI), Lahat, Empat Lawang, dan Pagaralam. Palembang dan OCI adalah daerah yang paling terpengaruh karena terjadi pada gambut sulit untuk dipadamkan. Sementara karhutla terjadi di daerah lain di mana bumi mineral dengan mudah dipadamkan.

baca juga :Sybil Peacock Pramugari Pertama Di Dunia Yang Tutup Usia 103

Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Sumatera Selatan, indeks polusi udara (ISPU) di Palembang dua hari berturut-turut dalam keadaan tidak sehat sejak Senin (21/10) untuk 147 mikrogram per meter kubik untuk Selasa (22/10) 155 mikrogram per meter kubik,

Baca Juga :  Perang Berlanjut , Armenia-Azerbaijan Tolak Pembicaraan Damai

Ansori mengungkapkan berkurang berpotensi menimbulkan asap hujan semakin terkonsentrasi. “Peringatan darurat Negara bisa diperpanjang jika efek api dan asap tetap mengkhawatirkan. Tapi keputusan perpanjangan dibahas dengan instansi terkait,” katanya.

Sementara itu, Kepala observasi dan informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Benny Setiadji mengungkapkan intensitas asap umumnya meningkat di pagi dan sore hari.

“Kondisi asap masih berpotensi terjadi di Sumsel karena daerah memiliki sejumlah besar hot spot belum terkena curah hujan yang cukup, mengingat luas dan kedalaman gambut terbakar,” kata Bambang.

baca juga :Manado Berdarah, Guru Agama Di Tikam Muridnya Hingga Tewas

Selain itu, ada potensi pengurangan curah hujan daerah selama tiga hari ke depan (22-24 Oktober) sebagai akibat dari badai Neoguri dan Bualoi di Samudera Hindia. Secara lokal, hujan masih berpotensi di bagian barat Sumatera bagian selatan.

Di sisi lain, Kepala Darurat BPBD Jawa Satriyo Seno Nur mengatakan pemboman itu bisa mengoptimalkan air atau pompa air untuk sinyal karhutla di sekitar Gunung Arjuno-Welirang. Kondisi cuaca yang cukup bagus, Selasa (22/10) pagi, setelah memburuk pada Senin (21/10).

Baca Juga :  Berbahaya Mengintai Jika Menggunakan Vape

“Hari ini telah secara optimal. Hal ini sekitar 12 ribu ton pemadaman dapat dilakukan di Arjuno-Welirang, tetapi juga hanya banyak poin belum mampu memadamkan semua,” katanya.

Namun, ia mengakui, pemboman air proses berlangsung hanya lima jam, yaitu 6: 00-23: 00. Sementara pukul 13.00 WIB angin mulai cepat.

“Saya tidak berani untuk terbang berbahaya. Untuk lebih aman adalah 10 knot,” kata Satriyo.

Selain wilayah Arjuno-Welirang, kata dia, karhutla di Jawa Timur terus tumbuh. Dalam satu minggu, setidaknya enam dibakar wilayah pegunungan. Yakni, Great Barrier Gunung Ijen, Tahura Raden Soerjo Arjuno-Welirang, kelompok Gunung Wilis, Kawi Gunung, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan gunung menderu.

BPBD Jawa, kata dia, belum mampu memetakan dampak kebakaran. Namun, hasil laporan, setidaknya ada 3.000 hektar terpengaruh

“Jika kita belum bisa luasannya untuk merekam data secara rinci. Namun informasi dari teman-teman, kehutanan dan TNBTS Tahura dan ada ribuan hektare,” katanya.