29 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

Jokervip123

Ilmuwan Eropa Temukan Medan Magnet Bumi Melemah

CNNdaily – Jakarta, Ilmuwan telah menemukan medan magnet Bumi Berada pada tahap mulai melemah di antara benua Afrika dan Amerika Selatan.

Medan magnet ini sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena dapat melindungi manusia dari radiasi kosmik dan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh sinar Matahari.

Saat ini, Ilmuwan mengamati wilayah Afrika dan Amerika Selatan dengan intensitas magnet yang berkurang, ini disebut Anomali Atlantik Selatan dan telah membentuk pusat intensitas minimum hanya dalam waktu 5 tahun.

Dikutip dari Daily Mail, para peneliti berspekulasi bahwa pelemahan tersebut adalah tanda bahwa Bumi sedang menuju pembalikan kutub. Yaitu ketika kutub utara dan selatan berpindah tempat dan terakhir kali ini terjadi 780.000 tahun yang lalu.

Peneliti mengatakan anomali itu bisa mendatangkan malapetaka pada satelit atau pesawat ruang angkasa yang terbang melalui daerah itu dan akan mengalami kerusakan teknis.

Penemuan ini dibuat oleh tim dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang mengambil data dari konstelasi Swarm (sekelompok satelit).

Konstelasi Swarm terdiri dari 3 satelit yang mempelajari medan magnetik Bumi. Satelit secara khusus dirancang untuk mengidentifikasi dan mengukur sinyal magnetik berbeda yang membentuk medan magnet Bumi, memungkinkan para ahli untuk melihat area yang telah melemah.

Baca Juga :  Perubahan di Bumi Efek dari Pelemahan Medan Magnet Bumi
medan magnet

ESA telah mempelajari medan magnet sejak akhir tahun 2013. Misi ini terdiri dari tiga satelit identik yang memberikan pengukuran lapangan berkualitas tinggi di tiga bidang orbit yang berbeda.

“Kami sangat beruntung memiliki satelit Swarm di orbit untuk menyelidiki perkembangan Anomali Atlantik Selatan. Tantangannya sekarang adalah memahami proses-proses dalam inti Bumi yang mendorong perubahan-perubahan ini,'” tambahnya.

“Minimum baru di timur Anomali Atlantik Selatan telah muncul selama satu dekade terakhir dan dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan cukup dahsyat,” kata Jürgen Matzka, dari Pusat Penelitian Jerman untuk Geosciences.

Area kelemahan yang lebih besar baru-baru ini berkembang di antara Afrika dan Amerika Selatan.

Para ahli mengatakan tempat yang melemah telah dipantau selama bertahun-tahun dan mengalami kehilangan 9 persen dari intensitasnya dalam 200 tahun terakhir.

Setelah menganalisis data yang dikumpulkan oleh satelit Swarm, tim menemukan bahwa antara tahun 1970 hingga 2020, kekuatan di wilayah ini telah berkurang dari sekitar 24.000 nanoteslas menjadi 22.000.

Dikutip dari Sky News, bagi orang-orang yang berada di permukaan Bumi, anomali tidak menyebabkan bahaya, tetapi hanya berpengaruh pada pesawat ruang angkasa dan satelit.

Baca Juga :  Tewas saat Main Skuter, Keluarga Korban Minta Penabrak Dihukum Berat

“Misteri tentang asal-usul Anomali Atlantik Selatan belum terpecahkan,” kata ESA.

“Namun, satu hal yang pasti pengamatan medan magnet dari (satelit) Swarm memberikan wawasan baru yang menarik tentang proses interior Bumi yang sulit dipahami,” tambahnya.