CNNdaily – Jakarta, Hingga kini belum ditemukan kasus infeksi virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan banyak munculnya keraguan tentang keakuratan tes atau ujicoba yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Sebagai tanggapan, Prof. David H. Muljono, Peneliti Senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mampu mendeteksi untuk infeksi virus corona.
“Deteksi ada. Tentang belum ketemunya itu tadi yang memang belum ada rujukan atau pasien-pasien menunjukkan gejala yang diperiksa. Apakah itu ada atau tidak, saya belum tahu. Tapi kenyataannya belum ada,” kata David.
Namun, David menyarankan adanya pertukaran informasi dan kolaborasi sehingga hasil deteksi COVID-19 menjadi lebih baik lagi.
“Surabaya (Universitas Airlangga) ada, Litbangkes bisa, di sini (Lembaga Eijkman) bisa. Jika dapat saling dan berkolaborasi dan bertukar informasi dan saling improve,” kata David saat bertemu di Jakarta, Rabu, ditulis pada Kamis (13/12/2020).
Baca Juga : Pele: Dulu Jago Memainkan Bola, Kini Berjalan Saja Sulit
David sendiri mengharapkan adanya semacam kolaborasi. Menurut dia, kerjasama ini tidak hanya khusus untuk kasus COVID-19, tetapi pada semua penyakit yang ada.
“Itulah mengapa ada kongres. Untuk menggabungkan. Mencari solusi yang terbaik. Menemukan pendekatan atau teknologi yang dapat digunakan, paling baik, paling akurat atau mungkin perlu improvisasi. Itu dapat dibandingkan pada saat di kongres,” jelas David.
Dalam pengalamannya meneliti kasus hepatitis, David mengungkapkan bahwa, juga ditemukan hasil hasil stusy yang berdeda dari tiap-tiap penelitian.
Para peneliti LBM Eijkmanm Frilasita Yudhaputri Aisyah mengatakan dalam presentasinya pada sebuah seminar awam yang di laksanakan si hari Rabu yang lalu, bahwa mereka telah memiliki fasilitas laboratorium yang memiliki serifikasi untuk menangani patogen berisiko tinggi (laboratorum Biosafety Level (BSL) -2 dan -3).
Fasilitas ini seperti yang dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dikutip dari Sehatnya Negriku, Kepala Asosiasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Kesehatan Vivi Setiawaty mengatakan, pemeriksaan spesimen ini telah mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(ads-h)
More Stories
INDONESIA SUKSES MENGALAHKAN VIETNAM 1-0
Rafael Alun Trisambodo Tetap Dihukum 14 Tahun Penjara Usai Banding Ditolak
Inilah Ucapan Selamat Ramadhan 2024 Terkini