27 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

kingkong

Prof. David H. Muljono : Bahwa Indonesia Mampu Deteksi Virus Corona

CNNdaily – Jakarta, Hingga kini belum ditemukan kasus infeksi virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan banyak munculnya keraguan tentang keakuratan tes atau ujicoba yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Sebagai tanggapan, Prof. David H. Muljono, Peneliti Senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mampu mendeteksi untuk infeksi virus corona.

“Deteksi ada. Tentang belum ketemunya itu tadi yang memang belum ada rujukan atau pasien-pasien menunjukkan gejala yang diperiksa. Apakah itu ada atau tidak, saya belum tahu. Tapi kenyataannya belum ada,” kata David.

Namun, David menyarankan adanya pertukaran informasi dan kolaborasi sehingga hasil  deteksi COVID-19 menjadi lebih baik lagi.

“Surabaya (Universitas Airlangga) ada, Litbangkes bisa, di sini (Lembaga Eijkman) bisa. Jika dapat saling dan berkolaborasi dan bertukar informasi dan saling improve,” kata David saat bertemu di Jakarta, Rabu, ditulis pada Kamis (13/12/2020).

Baca Juga : Pele: Dulu Jago Memainkan Bola, Kini Berjalan Saja Sulit

Baca Juga :  Penumpang Positif Covid-19 Lolos Terbang dari Soetta ke Sorong

David sendiri mengharapkan adanya semacam kolaborasi. Menurut dia, kerjasama ini tidak hanya khusus untuk kasus COVID-19, tetapi pada semua penyakit yang ada.

“Itulah mengapa ada kongres. Untuk menggabungkan. Mencari solusi yang terbaik. Menemukan pendekatan atau teknologi yang dapat digunakan, paling baik, paling akurat atau mungkin perlu improvisasi. Itu dapat dibandingkan pada saat di kongres,” jelas David.

Dalam pengalamannya meneliti kasus hepatitis, David mengungkapkan bahwa, juga ditemukan hasil hasil stusy yang berdeda dari tiap-tiap penelitian.

Para peneliti LBM Eijkmanm Frilasita Yudhaputri Aisyah mengatakan dalam presentasinya pada sebuah  seminar awam yang di laksanakan si hari Rabu yang lalu, bahwa mereka telah memiliki fasilitas laboratorium yang memiliki serifikasi untuk menangani patogen berisiko tinggi (laboratorum Biosafety Level (BSL) -2 dan -3).

Fasilitas ini seperti yang dimiliki oleh Badan  Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dikutip dari Sehatnya Negriku, Kepala Asosiasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Kesehatan  Vivi Setiawaty mengatakan, pemeriksaan spesimen ini telah mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(ads-h)

Baca Juga :  WHO: 6 Calon Vaksin COVID-19 Masuk Uji Coba Fase 3, dari China Ada 3