28 Maret 2024

Berita Indonesia dan Dunia, Kabar terbaru terkini, Politik, Peristiwa, Bisnis, Bola, Teknologi dan Peristiwa

Arsul

Arsul tentang kepemimpinan KPK memberi Jokowi mandat: tidak jelas

Cnndaily.com , Jakarta – Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Arsul Sani, meminta tiga pimpinan KPK, yaitu Agus Rahardjo, Laode Muhammad Syarief dan Situmorang Jump, untuk menunjukkan ketegasan jika ingin turun dari kepemimpinan KPK. Bagi Arsul, pernyataan mereka yang memberi mandat kepada Presiden Joko Widodo untuk memberantas korupsi hanyalah dorongan emosional.

Dari sudut pandang hukum konstitusional Indonesia, menurut Arsul, pernyataan ketiga pimpinan KPK tidak jelas. Sebelumnya, Agus telah menyerahkan mandat kepada Jokowi dalam menanggapi upaya pelemahan KPK.

Baca juga : Virus-like Video Siswa SMP Pacaran Tukar Cincin di Kelas, Dihujat Netizen

“Pernyataan tiga pemimpin KPK yang mereka percayakan KPK kepada presiden adalah pernyataan yang tidak jelas atau tidak jelas dari sudut pandang hukum dan praktik konstitusional kami,” kata Arsul dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Minggu. (9/15).

Arsul mengatakan Agus, Laode dan Saut harus membuat pernyataan yang lebih kuat tentang status kepemimpinan KPK mereka. Dia menyarankan agar mereka mengundurkan diri secara tegas dan tidak lagi diizinkan untuk melakukan tugas kepemimpinan mereka jika mereka tidak menerima Firli Bahuri dan yang lainnya terpilih sebagai pemimpin KPK pada volume V.

Baca Juga :  Pasca Umumkan Pensiun, Jorge Lorenzo Liburan ke Bali

Arsul berpikir bahwa jika mereka tidak dapat bersikap tegas, mereka harus dapat terus menjalankan KPK sampai akhir layanan mereka pada bulan Desember.

“Atau melunakkan pernyataan mereka bahwa mereka tetap menjadi pemimpin KPK yang berwenang untuk melakukan tugas mereka, tetapi tolong minta nasihat dan perhatian Presiden mengenai masalah yang mengganggu KPK,” kata Arsul.

Baca juga : 5 Danau yang paling Cantik di Jalur Pendakian Gunung Semeru

Selain itu, Pak Arsul menyatakan bahwa pernyataan Agus adalah ledakan emosi bagi Jokowi dan DPR. Dia mengatakan bahwa Agus emosional karena dia tidak terlibat dalam pemilihan capim KPK dan revisi undang-undang KPK.

Dalam nada yang sama, Arsul meminta Agus untuk introspeksi, terutama tentang bagaimana menjalin komunikasi antara KPK, presiden dan lembaga-lembaga lainnya. Sementara itu, dia mengatakan bahwa para pemimpin KPK sering berbicara terlebih dahulu dengan media atau dengan elemen masyarakat sipil yang mendukungnya ketika mereka ingin mendapatkan sesuatu.

“Bahkan ada seorang komisioner KPK di akun Twitter-nya yang mengklaim bahwa KPK diserang oleh DPR dan presiden tidak melakukan apa-apa atau mengatakan apa pun.” Akhirnya, percakapan bahari antara pemerintah dan RDP adalah kurang sopan, “katanya.

Baca Juga :  Model Ternama Hong Kong, Abby Choi Ditemukan Tewas dan Dimutilasi

Arsul berharap Agus dan kawan-kawan akan menghentikan tindakan mereka sejauh ini. Sebagai pejabat negara yang masih perlu menjalin komunikasi yang baik dengan Presiden dan Parlemen, ia merasa metode Agus tidak tepat.

“Kesannya adalah mereka tidak matang sebagai pejabat negara yang menjalankan lembaga negara,” kata Arsul.

Manajemen KPK sebelumnya telah mengalihkan tanggung jawab manajemen KPK kepada Presiden Joko Widodo. Ini menyelesaikan sejumlah masalah KPK, termasuk hasil seleksi capim KPK dan revisi undang-undang KPK.

“Setelah berpikir, kami adalah pimpinan KPK dengan enggan pada hari Jumat, kami menyerahkan kepemimpinan KPK kepada presiden,” kata Agus, Jumat (13/9).

Wakil presiden KPK, Situmorang Jumping, sebelumnya juga telah mengirim pesan pengunduran diri sebagai pemimpin KPK untuk periode 2015-2019. Pengunduran diri tersebut dikirim melalui email ke anggota staf KPK.

Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari juga mengumumkan bahwa ia akan mundur. Dia tidak ingin bekerja untuk sebuah institusi yang integritas kepemimpinannya diragukan.